Minggu, 06 Oktober 2013

Undangan Peserta Seminar Usulan Proposal Baru Penelitian Desentralisasi Tahun 2013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Gedung DIKTI Jl. Jenderal Sudirman Pintu I, Senayan, Jakarta 10270 Telepon: (021) 57946100 ext. 0433, Faks. (021) 57926085, 5731846 Laman : http://www.dikti.go.id Nomor:2958 /E5.2/PL/2013 18 September 2013 Lampiran:1 (satu) lembar Perihal:Undangan Peserta Seminar Usulan Proposal Baru Penelitian Desentralisasi Tahun 2013 Yth. Ketua Lembaga Penelitian / LPPM Sebagai tindak lanjut hasil Desk Evaluation Proposal Baru Penelitian Desentralisasi Tahun 2013, didanai Tahun Anggaran 2014. Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, akan melaksanakan Penelitian Seminar Usulan Penelitian Hibah Bersaing, Fundamental, Pekerti, Pasca Sarjana, Unggulan Perguruan Tinggi, bagi Perguruan Tinggi klaster binaan yang akan diselenggarakan pada : Hari / tanggal : Jumat , 27 September 2013 (check-in mulai pukul 12.00 WIB) s.d. Sabtu , 28 September 2013 (check-out pukul 12.00 WIB) Tempat : Horison Hotel Bekasi Jl. Kh. Noer Alie Bekasi 17148 Telp. (021) 30028500 Pembukaan : - Jumat , 27 September 2013 , mulai pukul 14.00 WIB Sehubungan dengan itu, kami mohon bantuan Saudara untuk menginformasikan kepada nama-nama terlampir sebagai peserta kegiatan dimaksud . Perlu kami informasikan bahwa : 1. Ketua Peneliti diwajibkan hadir. 2. Membawa bahan presentasi dalam bentuk softcopy ( dalam flash disk). 3. Membawa Proposal penelitian sebanyak 1 (satu) eksemplar (setelah selesai dibawa pulang oleh yang bersangkutan) 4. Panitia tidak menanggung biaya perjalanan peserta. 5. Panitia menyediakan akomodasi dan konsumsi hanya untuk 1 (satu) orang peserta selama kegiatan berlangsung. Atas perhatian dan kehadiran saudara, kami sampaikan terima kasih. Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, ttd Agus Subekti Tembusan : Yth, NIP. 19600801198403 1 002 1. Dirjen Pendidikan Tinggi (sebagai laporan) 2. Rektor / Ketua / Direktur PT ybs 3. Koordinator Kopertis WilayahPT ybs 4. PPK Subdit. Penelitian Catatan : Dari Bandara Soetta naik Bus Damri Bekasi, Turun di Lampu Merah Bekasi

Hasil Seleksi Insentif Penulisan Buku Ajar Tahun 2013

http://www.kopertis12.or.id/2013/09/19/hasil-seleksi-insentif-penulisan-buku-ajar-tahun-2013.html



Hasil Seleksi Insentif Penulisan Buku Ajar Tahun 2013

Oleh Rusdan Tafsili – 19 September 2013
Kepada Yth.:
  1. Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri/Swasta
  2. Ketua Lembaga Penelitian
di seluruh Indonesia
Menindaklanjuti Surat Edaran Nomor 0974/E5.4/HP/2013 tanggal 12 April 2013 perihal Program Insentif Penulisan Buku Ajar Tahun 2013, dengan hormat kami sampaikan hasil seleksi.
Berkenaan dengan hal tersebut kami mohon kiranya dapat menyampaikan informasi ini kepada para dosen di lingkungan perguruan tinggi Saudara (sesuai daftar terlampir) untuk mengisi formulir isian.
Daftar isian dan kelengkapan disampaikan selambat-lambatnya tanggal 27 September 2013, ditujukan kepada:
Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Melalui e-mail: hkipublikasi.dp2m@dikti.go.id dengan subyek Insentif buku
Atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terima kasih.
Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat,
ttd
Agus Subekti
NIP. 196008011984031002
Lampiran:



Jumat, 15 Februari 2013

Kehumasan semester VG, 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan masyarakat atau lebih sering dikenal dengan istilah humas menurut Howard Bonham adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau individu (M. Nasir, M. Pd; 2012: 2). Hal ini berarti bahwa humas itu pada intinya menjalin hubungan baik anatara suatu organisasi dan lingkungan yang mengelilinginya. Komunikasi dalam humas adalah hal yang sangat mendasar, karena dengan komunikasi pesan yang akan disampaikan akan diterima oleh sasaran. Orang-orang yang terlibat dalam kehumasan harus mengetahui etika, tata cara perilaku dan pribadi seseorang. Humas merupakan cermin lembaga perusahaan. Tenaga humas yang profesionalakan menghantarkan suatu perusahaan atau instansi lebih besar, terjaga kredibilitasnya di masyarakat, karena ujung tombak instansi ada di humas. Humas memerlukan suatu media untuk mensosialisasikan atau mempublikasikan program-programnya untuk mendapat kepercayaan publik terhadap organisasi tersebut. Media publisitas yang digunakan oleh bagian humas meliputi surat kabar, majalah, radio dan televisi. Media yang akan dipilh disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapainya. 1.2 Masalah Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu: “Bagaimana hubungan anatara humas dan media massa?” 1.3 Tujuan Tujuan dari makalah ini yaitu agar kita megetahui hubungan antara humas dan media massa. BAB II PEMBAHASAN HUMAS DAN MEDIA MASSA A. Mass Comunication Media publisitas yang digunakan oleh bagian hubungan masyarakat meliputi surat kabar, majalah, siaran radio dan televisi, dan sindikat feature, gambar dan berita. Mass communication (komunikasi massa) adalah komunikasi dengan menggunakan media massa yaitu pers, radio, film dan televisi, sehingga pesan dapat diterima oleh komunikan yang anonim dan heterogen secara tepat, masal dan bersamaan. Dengan demikan komunikasi dengan massa dapat berlangsung karena adanya mass media atau media massa. Menurut beberapa ahli, seperti P.J. Bouman, William Albig, Elmo Roper, Kurt Baschwitz, dan lain-lain, yang dimaksud dengan massa dapat ditinjau dari segi sosiologis dan segi psikologis. Ditinjau dari segi sosiologis, massa adalah sesuatu yang konkrit, yang dapat dilihat dan menurut pengertiannya adalah sejumla orang yang banyak terhimpun oleh suatu ikatan tertentu. Yang penting mengenai massa adalah besarnya jumlah orang. Ditinjau dari segi psikologis, menurut Gechart D. Wiebe dalam tulisannya Mass Commonication yang dimuat dalam Fundamental of Social Psychologis, massa tidak menunjukkan suatu jumlah orang yang besar sekali. Sifatnya heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat . Meurut Herbert Blumer, massa terdiri dari orang-orang dari segala bidang dan lapisan masyarakat, sifatnya anonim dan heterogein, “loosely organized” (ikatannya longgar), sehingga antara mereka tidak terdapat hubungan langsung, dan karena mereka terpisah satu sama lainnya mereka tidak dapat bertindak secara teratur dan terarah. Menurut Kurt Bascwitz, orang-orang yang disebut massa, orang-orang itu tidak selalu harus berkumpul dalam suatu tempat dan tidak saling perlu mengenal. Berdasarkan keterangan yang telah dijelaskan, maka massa itu ada yang dilihat, misalnya orang banyak dalam rapat raksasa (tinjauan sosiologis), dan ada yang tidak terlihat (tinjauan psikologis). Dengan demikian orang banyak dapat disebut massa bila antara mereka terdapat suatu ikatan seperti telah dikemukakan di atas. Untuk menjangkau massa ini perlu komunikasi, sebab tanpa ada komunikasi, interaksi tidak akan terwujudkan. Kekacauan sering timbul di masyarakat karena adanya hambatan-hambatan di dalam menyelenggarakan komunikasi itu. Pada dasarnya apa yang orang-orang lihat, dengar, dan baca dapat merupakan kekuatan (force) didalam pembentukan opini, sehingga hal ini dapat juga menimbulkan sensor didalam komunikasi tentang apa yang mereka tidak boleh dengar dan tidak boleh baca. Menurut Joseph Klapper, tiap manusia yang hidup di tengah-tengah masyarakat, lembaga-lembaga sosial, adalah subyek berbagai pengaruh termasuk komunikasi massa yang menggunakan pers, radio, film, televisi. Sebagai anggota suatu keluarga, mereka semenjak bayi telah mengadakan interaksi dengan orang-orang disekelilingnya, pengaruhnya baik sadar maupun tidak. Berdasarka pengaruh ini, terbentuklah opini mereka mengenai segala macam baik besar maupun kecil. Demikian pula sikap atau behavior mereka pun tidak lepas dari pengaruh tadi, Predispositions ini melekat pada diri masing-masing, sehingga bila mereka menghadapi komunikasi massa, sikap atau pandangan mereka sedikit banyaknya sudah ditentukan oleh pengaruh-pengaruh yang sudah ada itu. Dengan demikian, baik radio, film, televisi maupun surat kabat/ majalah, menurut J. Klapper “mempunyai kecenderungan tidak akan merubah sikap yang sudah ada pada audiens terutama bila hal itu sudah berurat-berakar”. Dalam menghadapi komunikasi massa, manusia sifatnya selektif dan mereka akan lebih ingat pada sesuatu yang mendukungnya atau yang disukainya daripada akan sesuatu yang bertentangan dengan cita-citanya atau pendiriannya. Berdasarkan itu, maka komunikasi massa hanya merupakan suatu reinforcement (yang dapat menguatkan) saja bagi suatu pandangan atau sikap yang telah ada. Tapi walaupun demikian, tidak berarti bahwa komunikasi massa tidak akan atau tidak dapat mengadakn perubahan terhadap suatu sikap, opini, ide, penilaian, selera da sebagainya dari para audiensnya. Menurut Klapper (dalam Abdurrachman, 1982:78) bahwa komunikasi massa dapat mempengaruhi audiens, merubah sikap, opini, selera, dan sebagainya, bila audiens itu ‘predisposed toward change’(peka, vatbaar untuk mengubah sikap). Komunikasi dapat merupakan suatu kekuatan dalam pembentukan opini mengenai isu-isu baru di mana audiensnya belum mempunyai predsposition. Media itu sangat efektif didalam merubah sikap audiensnya, bila audiens itu tidak begitu tetap dalam pendiriannya. B. The Two- Step Process Dengan adanya komunikasi massa yang dianggap perlu dalam usaha menjanga publik di dalam kegiatan humas, maka usaha mempengaruhi apa yang dipikirkan publik banyak juga dilakukan oleh opinion leaders. Menjangkau publik dan mempengaruhi mereka dengan melalui orang-orang khusus ini, disebut menurut istilah para akademik opinion researchers “the two-step process”. Dalam proses komunikasi ini, opinion leaders akan menyampaikan sesuatu informasi atau pesan yang mereka terima via mass media kepada lingkungannya. Penyaluran dan penyebaran dengan melalui mass media ini disebut “the first flow of communication” yang kemudian disebarluaskan oleh opinion leaders kepada lingkungannya. Ini disebut “the second flow of communication”. Opinion leaders yaitu orang-orang yang mempunyai pengaruh terhadap orang-orang di lingkungannya memegang peranan penting, yang tidak kalah pentingnya dengan media massa, di dalam pembentukan opini individu-individu. Opinin leaders yang terdiri dari orang-orang biasa, yang tidak mempunyai sesuatu kedudukan disebut informal opinion leaders, edangkan opinion leaders yang terdiri dari pejabat-pejabat resmi baik pemerintah maupun swasta disebut formal opinion leaders. C. Ciri-ciri Komunikasi Massa Seperti dikatakan oleh Severin dan Tandkard, Jr., komunikasi massa itu adalah keterampilan , seni, dan ilmu, dikaitkan dengan pendapat Devito bahwa komunikasi massa itu ditujukan kepada massa dengan melalui media massa. Dibandingkan dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: 1) Komunikasi massa berlangsung satu arah 2) Komunikator pada komunikasi massa melembaga 3) Pesan pada komunikasi massa bersifat umum 4) Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan 5) Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen D. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Hubungan masyarakat atau lebih sering dikenal dengan istilah humas menurut Howard Bonham adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau individu. Media publisitas yang digunakan oleh bagian hubungan masyarakat meliputi surat kabar, majalah, siaran radio dan televisi, dan sindikat feature, gambar dan berita. Komunikasi dapat merupakan suatu kekuatan dalam pembentukan opini mengenai isu-isu baru di mana audiensnya belum mempunyai predsposition. Media itu sangat efektif didalam merubah sikap audiensnya, bila audiens itu tidak begitu tetap dalam pendiriannya. Dengan adanya komunikasi massa yang dianggap perlu dalam usaha menjanga publik di dalam kegiatan humas, maka usaha mempengaruhi apa yang dipikirkan publik banyak juga dilakukan oleh opinion leaders. 3.2 Saran Makalah ini telah membahas secara sekilas tentang hubungan humas dan media massa. Penulis berharap makalah ini bermanfaat sebagai modal awal dalam mendalami mata kuliah kehumasan. Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, maka penulis mengharap kritik yang bersifat membangun. Ucapan terima kasih teruntai atas perhatiannya terhadap makalah ini. semoga ilmu dan manfaat dalam makalah ini bisa kita petik bersama. DAFTAR PUSTAKA Nasir, Muhamad dan Ervan Aziz.2012. Siapapun Bisa Menjadi Humas. Palembang: Tunas Gemilang. KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah yang tak henti-hentinya kami ucapkan karena kita selalu di beri anugrah kesehatan. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen kami bapak Muhamad Nasir, M. Pd yang telah memberi kesempatan kami untuk belajar menambah ilmu dengan membuat makalah ini. Dan kepada kedua orang tua kami, rasa terima kasih yang tak terhingga karena selalu mendoakan sepanjang jalan kami. Makalah ini kami persembahkan untuk kita bersama, untuk dipelajari sebagai bahan menambah ilmu dan menambah wawasan kita. Apabila dalam makalah ini masih banyak kekurangan, kami mohon maaf karena sudah jadi sifat manusia tak ada gading yang tak retak. Dan terakhir, terima kasih atas perhatian anda dengan makalah ini. Semoga banyak manfaat yang dapat diambil. Palembang, November 2012 Penulis Oval: i DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................................................. i Daftar Isi...................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1 1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1 1.2 Masalah.................................................................................................. 1 1.3 Tujuan ................................................................................................... 1 BAB II. PEMBAHASAN. HUMAS DAN MEDIA MASSA A. Mass Communication.............................................................................. 2 B. The Two-Step Process..................................................................... ....... 4 C. Ciri-ciri Komunikasi Massa.............................................................. 5 D. Peranan Humas dalam Memanfaatkan Media Massa....................... 5 E. Tentag Media Massa.......................................................................... 7 BAB III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan..................................................................................... ....... 9 3.2 Saran................................................................................................ 9 Daftar Pustaka...................................................................................... ..... 10 Oval: ii HUMAS DAN MEDIA MASSA DI SUSUN OLEH KELOMPOK 6: 1. Syarifah Nur Khotimah 2010112051 2. Siti Aliyah 2010112282 3. Setia Roslita Nainggolan 2010112298 4. Didi Haryadi 2010112318 Kelas :V.G Prodi : Pend Bahasa Dan Sastra Indonesia Mata kuliah : Kehumasan Dosen Pengasuh : Muhamad Nasir, M. Pd. FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2012