Rabu, 25 November 2009

Belajar

TUGAS PSIKOLOGI BELAJAR
JURUSAN KOMUNIKASI PAGI
KELOMPOK : 2


NAMA ANGGOTA:
1. KARTA WIJAYA (01 09 069)
2. KOMARUDIN (01 09 056)
3. ERRY ARIANSYAH (01 09 057)
4. MAULANA YUSUF (01 09 031)
5. ELMI (01 09 030)







BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sifat mahasiwa
Sifat penting yang harus di miliki mahasiswa adalah meminta petunjuk kepada dosen yang mempunyai wawasan,dosen yang suka memberi nasihat,bijaksana,murah hati,dalam memberikan ilmunya dan sabar dalam menyampaikan ilmunya.
Seorang mahasiswa juga harus cinta pada ilmu dengan kecintaan mendalam untuk meraih kutaman – kutaman ilmu dan memperoleh manfaat darinya.
Dia juga harus membuat senang para dosen dan mengamalkan nasihatnya dan tidak menuntut ilmu dengan persaan ragu atau ingin di puji orang lain.
Sebab,jika orang ragu dengan ilmu,maka ia akan sia – sia dan tidak akan memperoleh manfaat.
Perasaan ragu adalah sikap yang rendah dan tidak akan melahirkan kemajuan.seorang mahasiswa juga harus mempelajari ilmu secara bertahap dari awal hingga akhir.barang siapa yang tidak memulai pelajaran dengan baik dan juga mengakhirinya dengan baik,maka ia tidak akan bisa konsentrasi atau melakukan sesuatu kekeliruan yang fatal sehingga termasuk dalam golongan orang – orang yang rela dengan tipu daya nafsunya dan merasa puas dengan tipuan inderanya.
Seorang mahasiswa juga tidak boleh mengenal lelah dalam menuntut ilmu dan senantiasa menggunakan kesempatan untuk mendapatkan ilmu.banyak orang membuang – buangkan waktunya dengan percuma dan menyia – nyiakan karunia yang dimilikinya.seorang mahasiswa juga tidak boleh meninggalkan pelajaran yang dianggapnya sulit karena hal itu merupakan perbuatan para pecundang.seorang mahasiswa juga harus banyak berdiskusi untuk memperoleh ilmu yang belum dia ketahui menjaga ilmu yang sudah diketahuinya,tidak berhenti mengasah otak dan kecerdasaannya,karena ketekunan kan memecahkan kesulitan dan menghancurkan rintangan.seorang mahasiswa juga tidak boleh mengalihkan perhatiannya dari menuntut ilmu karena banyaknya harta yang ia dapatkan tidak juga karena pengaruh kekuasaan dan jabatan yang tinggi.sebab,barang siapa yang memiliki kekuasaan maka ia justru akan banyak membutuhkan ilmu.seorang mahasiswa tidak boleh juga terhalangi oleh umur dan keterbatasan pengetahuannya untuk meningkatkan kedudukannya dengan cara menuntut ilmu di masa dewasanya dan tidak boleh terhalangi oleh urusan mencari nafkah.seorang mahasiswa juga harus menjadikan kepribadiaanya senantiasa dengan kemuliaan ilmu dan agama berusaha menulis setiap perkara yang ia dengar dengan melakukan pembahasan lebih mendalam lagi memutuskan hukumnya berdasarkan hokum sariah,hokum undang – undan dasar 1945.

2.2. Sifat mahasiswa dalam belajar
Seorang mahasiswa harus bekerja keras untuk menambah wawasannya,banyak membaca pelajarannya,tidak merasa bosan untuk menghafal dan menjaga hapalannya tidak lalai mencatat hal – hal yang penting disamping menghapalkannya.sebab,keraguan mudah terjadi dan lupa bisa dating tiba – tiba.senantiasa membahas pelajaran secara mendalam dan membina kekuatan pikirannya dalam berargumentasi bisa menumbuhkan kecintaan pada ilmu dalam dirinya hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang mahasiswa adalah ketekunan dan kesabaran,tidak plin plan dan cepat merasa bosan.setiap usaha yang dilakukan pasti memerlukan ketekunan,seperti orang yang memintal benang rintangan – rintangan yang menghadang hanya bisa disingkirkan dengan ketekunan.karena dunia adalah arena tempat segala keinginan berkompetensi dan tempat manusia berlomba merealisasikan keinginannya.barang siapa yang menjadi orang yang terdepan,maka ia akan mendapatkan kemenangan dan memperoleh kebahagiaan.kekuasaanya akan berada dipuncak.
Barang siapa tertinggal,masa kekuasaannya akan berada dibawah,dan akan hidup dalam kerendahan dan kehinaan.
Kemenangan akan bisa diraih dengan ketekunan dan jalan menuju keberhasilan hanya bisa di tempuh dengan usaha sungguh – sungguh.
Dituturkan dari kisah bahwa ia di Tanya,mana aknakmu yang paling kau cintai,ia menjawab ,anak yang paling kau cintai adalah anak yang paling bagus sifatnya/prilakunya. Paling mersa cemas dengan aibnya dan paling ingin mencapai keadaan yang lebih baik.
Sungguh indah ucapan seorang pemimpin zaman dalam menasihati anak saudara perempuannya ,engkau adalah anakku selama ilmu menjadi pegangganmu,kampus adalah tempatmu,tinta menjadi temanmu dan buku adalah sahabatmu,jika engkau bermalas – malasan,maka aku tidak akan menjagamu dan aku bukan pamanmu lagi,
Selamat tinggal
2.3. Definisi dan Contoh Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat pundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri
Oleh karena itu, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya pada guru. Kekeliruan/ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang Berkaitan dengannya akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik.
1.Definisi belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghapalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi / materi pelajar. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru.
Di samping itu, ada pula yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis. Persepsi ini biasanya akan merasa puas bila anak-anak mereka telah mampu memperlihatkan keterampilan jasmaniah tertentu, walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti, hakikat dan tujuan keterampilan tersebut.
Untuk menghindari ketidaklengkapan tersebut penyusun akan melengkapi sebagian Definisi dengan komentar dan interprestasi seperlunya.
Skiner, yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya educational psychology the teaching-learning process, belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Berdasarkan eksperimennya B.F Skimer percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforce)
Chaplin dalam dictionary of psychology membatasi belajar dengan dua macam Rumusan. Rumusan pertama berbunyi belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus.
Hintzman dalam bukunya menyatakan belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
With dalam bukunya menyatakan belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.
Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modern, Dictionary of psychology membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan, biasanya sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif. Kedua belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperbuat. Dalam definisi ini terdapat empat macam Istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar.
1.Relatively permanent, yang secara umum menetap
2.Response potentiality, kemampuan bereaksi
3.Reinforce, yang diperkuat
4.Practice, Praktek atau latihan
Biggs dalam Pendahuluan teaching for learning mendefinisikan belajar dalam 3 macam Rumusan, yaitu Rumusan kuantitatif, Rumusan institusional, Rumusan kualitatif.
2.Contoh Belajar
Seorang anak balita memperoleh mobil-mobilan dari ayahnya. Lalu ia mencoba memainkan ini dengan cara memutar kuncinya dan meletakannya pada suatu permukaan atau dataran. Perilaku “memutar” dan “meletakan” tersebut merupakan respon atau reaksi atas rangsangan yang timbul pada mainan itu.
Pada tahap permulaan, respon anak terhadap stimulus yang ada pada mainan tadi biasanya tidak tepat atau setidak-tidaknya tidak teratur. Namun, berkat latihan dan pengalaman berulang-ulang lambat laun ia menguasai dan akhirnya dapat memainkan mobil-mobilan dengan baik dan sempurna.
Sehubungan dengan contoh itu belajar dapat dipahami sebagai proses yang dengan proses itu sebuah tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki serentetan reaksi atas situasi atau rangsangan yang ada.



2.4. Arti Penting Belajar
Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap unsur pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tap pernah ada pendidikan sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang Berkaitan dengan upaya pendidikan, misalnya psikologi pendidikan. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi pendidikanpun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam menguasai prose perubahan manusia itu.
Belajar memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah-tengah persiapan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih maju karena belajar.
Dalam perspektif keagamaanpun belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. Hal ini dinyatakan dalam surat Al-Mujadalah ayat 11.
Seorang siswa yang menempuh proses belajar yang ideal yaitu ditandai munculnya pengalaman-pengalaman psikologi baru yang positif yang diharapkan dapat mengembangkan aneka ragam sikap, sifat dan kecakapan yang konstruktif, bukan kecakapan destruktif (merusak)
2.5. Belajar, Memori, Serta Pengetahuan Dalam Perspektif Psikologi Dan Agama
1.Perspektif Psikologi
Menurut para ahli psikologi pendidikan khususnya yang tergolong cognitifist (ahli sains kognitif) sepakat bahwa hubungan antara belajar, memori dan pengetahuan sangat erat dan tidak mungkin dipisahkan. Memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan itu sesungguhnya adalah fungsi mental yang menangkap informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage system, yakni sistem Penyimpanan informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak manusia
Dalam otak kita ada yang dinamakan skema (skema kognitif) adalah semacam file yang berisi informasi dan pengetahuan sejenis seperti linguistic schema untuk memahami kalimat. Cultural skema untuk menafsirkan mitos dan kepercayaan adat dan seterusnya. Skema ini berada dalam sebuah kumpulan yang disebut schemata atau schemas (jamak dari schema) yang tersimpan dalam sub sistem akal permanen manusia.
Menurut Best (1987) setiap informasi yang kita terima sebelum masuk dan diproses oleh sub sistem akal pendek (short term memory) terlebih dahulu di simpan sesaat atau Tepatnya lewat karena dalam waktu sepersekian detik yang disebut sensory memory alias sensory register yakni subsistem penyimpanan pada saraf indera penerima informasi dalam dunia kedokteran subsistem ini disebut “syaraf sensori” yang berfungsi mengirimkan influsi ke otak.
Ragam Pengetahuan Dan Memory
Ditinjau dari sifat dan cara penerapannya, ilmu pengetahuan terdiri atas dua macam, yakni; declarative knowledge dan procedural knowledge (Best, 1989, Anderson, 1990). Pengetahuan deklaratif dan prosedural proporsional ialah pengetahuan mengenai informasi factual yang pada umumnya berfsifat statis-nomatif dan dapat dijelaskan secara lisan isi pengetahuan ini berupa konsep-konsep yang dapat ditularkan kepada orang lain melalui ekspresi tulisan/lisan dengan demikian pengetahuan deklaratif adalah knowing that atau “mengetahui bawah”. Juga disebut state able concept and fact, yaitu konsep dan fakta yang dapat dinyatakan melalui ekspresi lisan (Evans, 1991)
Sebaliknya pengetahuan prosedur adalah pengetahuan yang mendasari kecakapan atau keterampilan jasmaniah yang cenderung bersifat dinamis. Namun, pengetahuan didemonstrasikan dengan perbuatan nyata. Jadi, pengetahuan prosedural lazim disebut sebagai knowing how atau “mengetahui cara” melakukan sesuatu perbuatan pekerjaan dan tugas tertentu.
Selanjutnya ditinjau dari sudut sejenis informasi dan pengetahuan yang disimpan, memori manusia itu terdiri dari dua macam.
1.Semantic memory (memori semantic), yaitu memori khusus yang menyimpan arti-arti atau pengertian-pengertian
2.Episodic memory (memori episodik), yaitu memori khusus yang menyimpan informasi tentang peristiwa-peristiwa.
2.Perspektif Agama
Islam menurut Dr. Yusuf Al Qadrawi (1984), adalah aqidah yang berdasarkan ilmu pengetahuan, bukan berdasarkan penyerahan diri secara membabi buta. Hal ini tersirat dalam Firman Allah SWT, “Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan Kecuali Allah” (Surat Muhammad: 19)
a)Allah Berfirman, “….apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang mampu menerima pelajaran” (Az-Zumar: 9)
b)Allah Berfirman, “Dan janganlah kamu membiasakan diri pada apa yang kamu tidak ketahui….” (Al-Isra:36)
c)Dalam Hadits Riwayat Ibnu ‘Ashim dan Thabrani, Rasulullah SAW bersabda, “Wahai sekalian manusia, belajarlah! Karena pengetahuan hanya didapat melalui belajar….” (Qordhawi, 1989)
Ragam Alat Belajar
Ragam alat fisio-psikis itu, seperti yang terungkap dalam beberapa firman Tuhan adalah sebagai berikut:
1.Indera penglihat (mata) yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi visual
2.Indera pendengar (telinga), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi verbal
3.Akal, yakni potensi kejiwaan manusia berupa sistem psikis yang kompleks untuk menyerap, menyimpan dan memproduksi kembali item-item informasi dan pengetahuan (ranah kognitif).
Alat-alat yang bersifat fisio-psikis itu dalam hubungan dengan kegiatan belajar merupakan subsistem-subsistem yang satu sama lain berhubungan secara fungsional
2.6. Teori-Teori Pokok Belajar
Secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan yang Berkaitan dengan peristiwa belajar. Di antara banyak teori yang berdasarkan eksperimen terdapat tiga macam yang sangat menonjol, yakni; Connectionism, classical conditioning dan operant conditioning.
1.Koneksionisme
Teori koneksionisme (connectionism) adalah teori yang ditemukan dan dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1874, 1949) berdasarkan eksperimen yang ia lakukan pada tahun 1890-an, eksperimen Thondike ini menggunakan hewan-hewan terutama kucing untuk mengetahui fenomena belajar. Dalam eksperimen kucing itu atau puzzle box kemudian dikenal dengan nama instrumental (penolong) untuk mencapai hasil atau ganjaran yang dikehendaki (Hintzman, 1978).
Berdasarkan eksperimen itu, Thorndike berkesimpulan bahwa belajar adalah hubungan antara stimulus dan respon, itulah sebabnya, teori koneksionisme juga disebut “S-R Bond theory” dan S-R psychology of learning”.
Thorndik mengemukakan tiga macam hukum yaitu:
1.Law of effect yaitu jika sebuah respon menghasilkan efek yang memuaskan hubungan antara stimulus dan respon akan semakin kuat, sebaliknya semakin tidak memuaskan (mengganggu) efek yang dicapai respon semakin lemah pada hubungan stimulus dan respon tersebut. Hukum inilah yang mengilhami munculnya konsep reinforcer dalam teori operant conditioning hasil penemuan B.F. Skimer
2.Law of readiness (hukum kesiapsiagaan) pada prinsipnya hanya merupakan asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pendayagunaan conduction units (satuan perantaraan).
3.Law of exercise (hukum latihan) ialah generalisasi atau law of use dan law of disuse. Menurut Hilqaret dan Bower (1975), jika perilaku (perubahan hasil belajar) sering dilatih atau digunakan maka eksistensi perilaku tersebut. Akan semakin kuat (law of use) dan sebaliknya jika perilaku tadi tidak akan sering dilatih maka akan terlupakan atau menurun (law of discuses).

2.Pembiasaan Klasik
Teori pembiasaan klasik (classical conditioning) ini berkembang berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Povlo (1849-1936) seorang ilmuwan besar Rusia yang berhasil menggondol hadiah Nobel pada tahun 1909.
Pada dasarnya classical conditioning adalah sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut 9terrace, 1973).
Dalam eksperimennya Pavlor menggunakan anjing untuk mengetahui hubungan-hubungan antara conditioning stimulus (CS), unconditioned stimulus (UCS), conditioned response (CR), dan Unconditioned response (UCR).
CS adalah rangsangan yang mampu mendatangkan respon yang dipelajari
CR adalah respon yang dipelajari itu sendiri
UCS adalah rangsangan yang menimbulkan respon yang tidak dipelajari
UCR adalah respon yang tidak dipelajari

3.Pembiasaan Perilaku Respon
Teori pembiasaan perilaku respon (operant conditioning) penciptanya bernama Burhus Fredic Skimer (lahir tahun 1904) seorang penganut behaviorism yang dianggap kontroversial. Tema yang mewarnai karyanya adalah bahwa tingkah kaku itu terbentuk oleh konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan oleh tingkah laku itu sendiri (Bruno, 1987)
Operant adalah sejumlah perilaku atau respon yang membawa efek yang sama terhadap tingkah lingkungan yang dekat (Reber, 1988)
4.Teori Pendekatan Kognitif
Teori psikologi kognitif adalah bagian terpenting bagi sains kognitif yang telah memberi konstribusi yang sangat berarti dalam perkembangan psikologi. Pendidikan sains kognitif merupakan himpunan disiplin yang terdiri atas psikologi kognitif, ilmu-ilmu komputer, linguistik, intelegensi buatan matematika, epistemology dan neuropsychological/ psikologi syaraf.
Pendekatan psikologi kognitif lebih menekankan arti penting proses internal mental manusia. Dalam pandangan ahli kognitif tingkah laku manusia tampak tidak dapat diukur dan diterbangkan tanpa melibatkan proses mental seperti; motivasi, kesengajaan, keyakinan dan sebagainya.
2.7. Proses dan Fase Belajar
1.Definisi proses Belajar
Proses dari bahasa latin “processus" yang berarti “berjalan ke depan” menurut Chaplin (1972) proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan.
Dalam psikologi belajar proses berarti cara-cara/langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hail-hasil tertentu (Reber, 1988). Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, efektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa
2.Fase-Fase dalam proses Belajar.
Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentang teori S.R Bond dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase.
a.Fase informasi (tahap penerimaan materi)
b.Fase transformasi (tahap pengubahan materi)
c.Fase evaluasi (tahap penilaian materi)
Menurut Wittig (1981) dalam bukunya psychology of learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam 3 tahapan.
a.Actuation (tahap perolehan/penerimaan informasi)
b.Storage (tahap penyimpanan informasi).

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. kesimpulan
Islam memandang umat manusia sebagai makhluk yang dilahirkan dalam keadaan kosong, tidak berilmu pengetahuan akan tetapi Tuhan memberi potensi yang bersifat jasmaniah dan rohaniah untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan umat manusia itu sendiri.
Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar, dengan kemampuan berubah itu manusia secara bebas dapat mengeksplorasikan, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya.
Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat (bangsa) di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lain yang lebih maju. Akibat Persaingan tersebut kenyataan tragis juga bisa terjadi karena belajar.
Meskipun ada dampak negatifnya dari hasil belajar sekelompok manusia tertentu, kegiatan belajar memiliki arti penting alasannya belajar berfungsi untuk mempertahankan kehidupan manusia artinya dengan ilmu dan teknologi, hasil belajar kelompok manusia tertindas itu dapat digunakan untuk membangun benteng petahanan.
Selanjutnya dalam persfektif Keagamaan belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajatnya meningkat seperti dijelaskan dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya “……niscaya Allah akan meningkatkan beberapa derajat kepada orang-orang yang beriman dan berilmu”. Ilmu dalam hal ini harus berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan jaman dan bermanfaat bagi kehidupan orang banyak.
3.2. Saran
Bagi semua pembaca makalah ini semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua,dan apabila dalam pembuatan makalah ini ada kekurangan atau kesalahan kami mengharapkan masukan yang sifatnya membangun dari semua pembaca agar pembuatan makalah berikutnya dapat lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar